Minggu, 15 Mei 2016

{NHW #1 Matrikulasi IIP}

Bismillah...

Alhamdulillah... akhirnya nggak ketinggalan mendaftar kelas Matrikulasi IIP Batch 1 *yeeaayy.

Walaupun sempat panik karena lupa transfer biaya pendaftaran sampai batas waktu terakhir, bersyukur karena waktu transfer diperpanjang. Rezeki emang nggak kemana _/\_

Koq kayaknya kelas ini penting banget sih ?. Ya iyalah penting,,, disana kita berkumpul dengan 140an Ibu Profesional dari seluruh Indonesia yang siap berbagi ilmu dan pengalamannya. Belum lagi materi belajar selama 10 minggu kedepan yang kesemuanya menuntun kita menuju jalan How To Be A Professional Mother ?. Mau tau apa saja materinya ?. Yuuk... Check it out


PROGRAM MATRIKULASI BATCH #1 (SPECIAL)

1. [Overview Ibu Profesional] Menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga
2. [Bunda Sayang] Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah
3. [Bunda Sayang] Mendidik Dengan Fitrah
4. [Bunda Cekatan] Bunda Manajer Keluarga
5. [Bunda Cekatan] Belajar Bagaimana Caranya Belajar
6. [Bunda Produktif] Rejeki Itu Pasti, Kemuliaan Harus Dicari
7. [Bunda Produktif] Menemukan Misi Spesifik Hidup
8. [Bunda Shaleha] Bunda Sebagai Agen Keluarga
9. [Komunitas] Membangun Komunitas, Membangun Peradaban
10. [Komunitas] Manajemen Mengelola Komunitas

Kelas dimulai tepat di tanggal 9 Mei. Hari pertama kelas dimulai suasananya ramai sekali. Membacanya saja bikin ngos-ngosan :p. Luar biasa semangat teman-teman di sana. Bermacam pertanyaan bertaburan bak bintang di langit *hahayy... Nggak bisa ngebayangin bagaimana Ibu Septi berusaha menjawab semua pertanyaan murid-muridnya yang haus ilmu. Salut deh pokoknya !

Okay,,, daripada para pemirsah sekalian bosan dengan cerita saya yang penuh tanda tanya (baca; basa-basi) kita langsung saja dengan resume kelas perdana Matrikulasi IIP Batch #1. 

-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-


RESUME MATRIKULASI IIP BATCH #1 (PEKAN #1)



MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA
Oleh: Septi Peni Wulandani

Salam Profesional, 

Selamat datang di program Matrikulasi Ibu Profesional. Di sesi pertama ini kita akan membahas tentang 4 hal :
a. Apa itu Ibu Profesional ?
b. Apa itu komunitas Ibu Profesional ?
c. Bagaimana tahapan-tahapan untuk menjadi Ibu Profesional ?
d. Apa saja Indikator keberhasilan seorang Ibu Profesional ?

APA ITU IBU PROFESIONAL ?

Kita mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, IBU itu memiliki makna 
1. perempuan yang telah melahirkan seseorang
2. sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami
3. panggilan yang takzim kepada perempuanbaik yang sudah bersuami maupun yang belum
4. bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): -- jari
5. yang utama diantara beberapa hal lain; yang terpenting: -- kota; -- negeri
Sedangkan kata PROFESIONAL memiliki makna
1. bersangkutan dengan profesi
2.memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --

Berdasarkan dua makna tersebut di atas, maka IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang:
a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya
b. Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh-sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik

APA ITU KOMUNITAS IBU PROFESIONAL ?

Adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu.

VISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL

Menjadi komunitas pendidikan perempuan yang paling unggul di Indonesia

MISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL 

  1. Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anaknya
  2. Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul
  3. Meningkatkan rasa percaya diri ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya.
  4. Meningkatkan peran ibu menjadi "change agent" (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang
BAGAIMANA TAHAPAN-TAHAPAN MENJADI IBU PROFESIONAL ?

Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional yaitu:

1. BUNDA SAYANG
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya
2. BUNDA CEKATAN
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul
3. BUNDA PRODUKTIF
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
4. BUNDA SHALEHA
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang

APA INDIKATOR KEBERHASILAN IBU PROFESIONAL ?

"Menjadi KEBANGGAN KELUARGA"

Kalimat di atas adalah salah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional. Karena customer kita adalah anak-anak dan suami, maka yang perlu ditanyakan adalah :

BUNDA SAYANG
a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik olehibunya ?
b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi ?
c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini ?
d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak ?

BUNDA CEKATAN
a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik ?
b. Apakah kita sudah meningkatkan peran kita di rumah ?
Misal, dulu sebagai "kasir" keluarga, sekarang menjadi "manajer keuangan" keluarga 
c. Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini ?
d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga ?

BUNDA PRODUKTIF
a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita ?
b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut ?
c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excelent) di ranah minat dan bakat kita ini ?
d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga ?

BUNDA SHALEHA
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini ?
b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada ?
c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus-menerus ?
d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut ?

PERTANYAAN

#1
Mandiri secara finansial..... apakah itu suatu keharusan ?

Makna produktif di Ibu Profesional tidak selalu bermakna dengan uang. Bisa produktif berbagi ilmu dan karya. Hanya secar fitrah, ketika kita sudah profesional menjalankan peran hidup kita maka uang itu akan mengikuti kita, bukan kita yang mengejar uang.
Maka kemandirian finansial menjadi salah satu pendukung (bukan satu-satunya) proses terwujudnya rasa percaya diri seorang ibu. Ibu yang PD akan mendidik anaknya jauh lebih baik.

#2
Step pertama yang mesti dilakukan untuk melangkah menjadi Ibu Profesional ?

Setiap mendapat materi, maka segera kerjakan Nice Homework yang diberikan keesokan harinya. Lakukan perubahan sekecil apapun yang bisa kita lakukan. Materi sekeren apapun kalau tidak dipraktekkan akan sia-sia, karen atidak membumi dan menjadi amalan kita.

#3
Bu Septi, bagaimana kita menemukan misi hidup spesifik ? Menurut yang saya pelajari, misi hidup tersebut lebih ke aspek batin dan spiritual dibandingkan aspek sosial ekonomi. Meskipun tidak menampik adanya pengaruh ke arah-arah tersebut jika kita telah menemukannya. Mohon pandangan ibu.

Dalam hidup ini tidak ada yang terpisah-pisah antara aspek batin, spiritual,sosial dan ekonomi, semua menjadi satu kesatuan. Orang yang sudah menemukan misi spesifik hidupnya itu akan paham apa maksud Allah SWT menciptakan dirinya di mukabumi ini. Sehingga seluruh perjalanan hidupnya adalah perjalanan menuju DIA. Karena orang yang sudah berjalan di jalanNya tidak perlu heboh mencari peluang, peluanglah yang akan datang padanya.

#4
Apakah memang harus berurutan bu ?

Apabila anda belum memiliki anak, mulailah dari bunda cekatan, kalau sudah punya anak, langsung ke bunda sayang. Setelah itu lanjut ke bunda produktif dan shaleha. Karena ini merupakan anak tangga Ibu Profesional, maka sebaiknya dikuatkan setahap demi setahap, agar mendapat pijakan yang kuat

#5
Bgaiamana jika ingin menjadi seorang Ibu Profesional tapi kurang dukungan dari suami ?

Bunda, perempuan itu makhluk luar biasa, diberikan berbagai kekuatan ganda, jadi apabila suami tidak mendukung, tetap berjalanlah dan JANGAN BERHENTI. Dengan catatan : selama suami tidak mengganggu perjalanan anda sebagai Ibu Profesional, lanjutkan. Tapi kalau mengganggu segera selesaikan dulu rintangan ini.
Setelah anda berjalan segera mendekatlah ke Yang Maha Membolak-balikkan hati. Agar suami kita mau mendukung perjalanan kita mendidik anak.
Karena berdasar pengalaman, istri yang tidak didukung suami, akan tetap menjalankan aktivitas mendidik anak dengan BAIK, berbeda apabila kondisi sebaliknya.
Sedangkan keluarga yang suami istri mau berjalan bersama beriringan, bisa mendidik anak dengan SANGAT BAIK.
Sehingga pilihannya hanya dua, BAIK dan SANGAT BAIK.

#6
Bila berbicara tentang komunitas terkadang secara tidak langsung terbagi menjadi ibu rumah tangga dan ibu bekerja. Yang ibu bekerja kebanyakan jadi terpikir untuk resign demi perkembangan anak-anaknya. Bgaiamana di IIP memandang ini bu ?

Di Ibu Profesional hanya ada satu ibu, yaitu IBU BEKERJA. 
Ada yang memilih BEKERJA DI RANAH DOMESTIK dan ada yang memilih BEKERJA DI RANAH PUBLIK. Dua-duanya memerlukan keprofesionalitasan. Sehingga harus mengikuti pijakan-pijakna yang ada.
Ibu yang memilih bekerja di ranah domestik harus menguatkan bunda sayang dan bunda cekatannya sebagai pijakan masuk ke ranah publik dengan dasar ilmu bunda produktif dan bunda shaleha.
Ibu yang memillih bekerja di ranah publik harus menguatkan bunda produktif dan bunda shaleha dengan benar, agar bisa dengan cepat mengejar ketertinggalan di bunda sayang dan bunda cekatan

#7
Ketika ada Ibu Profesional, bagaimana  dengan ayah profesional ? Bagaimana dengan keprofesionalan ayah dalam keluarga ?

Jangan pernah menuntut ayah, karena fitrahnya laki-laki baik-baik itu untuk perempuan baik-baik. Pasangan hidup adalah cermin bagi kita, ketika kita mendapati suami "tidak sesuai harapan" jangan buru-buru menuntut, itu pertanda kualitas kita juga sama. Maka pakai prinsip :

"For things to CHANGE, I MUST CHANGE FIRST"

Untuk mengubah seseorang, maka ubahlah diri kita terlebih dahulu. Istilah di Ibu Profesional, "PROSES MEMANTASKAN DIRI". Jangan pernah berhenti di ranah ini, karena Allah tidak akan rela memberikan kita pasangan hidup yang tidak mau berubah ketika kita terus berubah.
Apabila ingin mengajak para ayah, buatlah aktivitas keluarga, jangan diminta sang ayah menyendiri mencari komunitas sendiri.

#8
Bu Septi, saya sudah menemukan minat dan bakat, sudah merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excelent) di ranha minat dan bakat ini. Tetapi saya tidak tahu bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat saya... Bagaimana saran ibu ?

Hanya ada dua kata, KONSISTEN dan KOMITMEN. Menurut penelitian para ahli, seseorang akan menjadi ahli itu apabila sudah mencapai 10.000 jam terbang. Maka tetapkan mulai besok, sehari akan mendedikasikan waktu kita untuk ranah minat dan bakat ini berapa jam ?. Berkomitmenlah bahwa 10.000 jam terbang akan anda raih selama berapa tahun ?. Setelah itu konsisten di satu hal, jangan berganti-ganti.

#9
Untuk bunda sayang, bagaimana menilai bahwa anak bangga dan suka dididik oleh ibunya ? Karena yang saya lihat satu anak (7th) seperti menurut agar tidak kena marah, dan yang satu (5th) seperti tidak mau mendengar apa yang saya sampaikan untuk kebaikannya.

Lihtlah respon mereka, dan IQRA', pertajam hati untuk membacanya. Karena kondisi di atas artinya "komunikasi kita ke anak" belum clear. Maka perkuat materi komunikasi produktif.

#10
Apakah ini merupakan sebab akibat bu, Kalau suami tidak mau / tidak bisa / tidak mampu banyak terlibat, apakah cara ibu ini belum benar / banyak kekurangan dalam mendidik anak-anaknya ?

Tergantung tipe apa suami kita, kalau tipe suami itu hanya mencari nafkah dan urusan rumah adalah urusan istri, maka semakin kita tidak mampu mendidik anak, semakin ia tidak ingin terlibat, krena merasa menambah beban pikirannya. Akhirnya cuek dalam kegalauan.
Tapi kalau tipe suami "family man", melihat istri tidak mampu mendidik anak, akan semakin ingin melibatkan diri bahkan mendidik istri.

#11
Dan siapakah sebenarnya yang harus mulai terlebih dahulu,apakah memang mesti dari seorang ibu dulu ?

Karena anda yang melahirkan, maka jangan pernah bergantung pada siapapun dulu untuk mendidik anak, meski itu suami kita. Andaikata suami kita mau terlibat itu bonus keberkahan yang luar biasa.

#12
Indikator... bisa jadi sebagai cita-cita juga bu ?

Iya, yang kita inginkan dan akan bisa kita jalankan, tulis saja.

Kita belajar membuat "indikator" untuk diri kita sendiri. Tentu saja yang namanya indikator diri itu harus : 

1. Spesifik (unik / detail)
2. Terukur (contoh : dalam satu bulan, 4x sharing hasil belajar)
3. Bisa diraih
4. Berhubungan dengan kondisi permasalahan sehari-hari
5. Ada batas waktunya

-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-

Resume akhirnya selesai.... walaupun diskusi masih terus berlanjut di grup, maapkeun.... saya belum sempat merangkum hasil diskusinya. 
Kita langsung lanjut menuju "Nice Homework" pekan ini yaa.... Kenapa disebut Nice Homework ? Yaa,,, karena tugas rumah ini memang menyenangkan *cheers... Bikin galau *eh... Bikin deg-degan, bikin semangat, bikin seruuu hidup ini. :D
Hahahaha.... mulai lagi dah lebay. Mau tau apa tugas minggu ini ?, beneran mau tau ?, mau tau aja atau mau tau banget ? :D
Nggak pake basa-basi,,, Selamat menikmati tugas minggu ini ^_^

-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-

Nice Homework #1
Bunda, setelah memahami tahap awal menjadi Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga. Pekan ini silakan membuat :

CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONAL PEREMPUAN
a. Sebagai INDIVIDU
b. Sebagai ISTRI
c. Sebagai IBU

-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-

Pertama kali lihat tugas ini langsung terbayang materi School for Homeschool Facilitators yang baru saya share minggu lalu. Dalam sesi sharing tersebut ada satu materi tentang bagaimana membuat Checklist Indikator Karakter Anak. Dan,,, minggu ini pun suami sedang membuat checklist indikator "Imam Keluarga". Yak... klop banget. Ternyata Allah ingin kami menjadi makin "BAIK BERSAMA".Mungkin inilah petunjuk Allah sebagai awal langkah kami menuju "A" Home Team. Aamiin....

Jadilah kami bahu-membahu menyusun checklist kami sekeluarga. Dimulai dengan menyusun checklist anak-anak, karena ini yang paling sedikit daftarnya. Dilanjutkan menyusun checklist suami. Terakhir baru menyusun checklist saya sendiri. 
Proses menyusunnya benar-benar luar biasa. Kami (terutama saya dan suami) yang selama ini merasa sepertinya baik-baik saja, ternyata terungkap dari obrolan-obrolan kami semua bahwa ada beberapa hal yang perlu kami benahi disana-sini. Selain itu ada hal yang mesti ditambahkan diluar kebiasaan kami. Hal yang tidak pernah saya lupa sepulang dari "sekolah" di SfHF adalah, 
"KARAKTER TIDAK BISA DIAJARKAN, TETAPI KARAKTER HANYA BISA DITULARKAN / DICONTOHKAN / DITELADANKAN" 
Jika kami ingin anak-anak berkarakter baik dan unggul, maka kami harus memantaskan diri sebagai fasilitator yang baik dan unggul pula. 
Wew... koq malah ngelantur ke SfHF :p 
Insyaa allah cerita lengkap pengalaman SfHF akan saya tulis di postingan berikutnya. 
#kalausempat #kalautidakmalas #kalaumood *plaaak.....

Okay... kembali ke laptop!. Lanjut dengan cerita proses menyusun NHW #1 Matrikulasi IIP Batch #1. Setelah mewawancarai suami dan anak-anak ala Kick Andy *bwahahaha, ternyata oh ternyata.... listnya jadi panjang. Padahal emaknya ngarep cuma 3 tugas saja *heuheuheu....
Emak berusaha melakukan penawaran, dan *taraaa.... jadilah checklist dibawah ini.

Bismillahirrohmanirrohim...


Checklist diatas sebenarnya ada yang harian, mingguan bahkan bulanan. Tapi kami sepakat untuk melakukan evaluasi setiap 10 hari. Kenapa mesti 10 hari sekali evaluasinya ?. Yah... bagi kami 10 hari ini cukup, tidak terlalu lama, tidak pula terlalu cepat.
Semoga kami semua bisa konsisten menjalankannya.
Semoga apa yang sudah kami tuliskan dan rencanakan bersama bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik lagi bagi diri kami pribadi, keluarga dan nantinya bermanfaat lebih besar lagi. 
Aamiin... aamiin... aamiin... Yaa Robbal'alamiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar